Rabu, 26 Agustus 2015

cara merawat burung agar cepat ngacor


Memelihara burung bakalan, terlebih hasil tangkapan hutan, memang membutuhkan perhatian dan perawatan ekstra, terlebih burung yang belum mengenal pakan kering buatan manusia bernama voer. Selain itu, masih banyak tahap yang harus dilalui dalam perawatan burung bakalan, seperti tahap penjinakan dan penggacoran.

Tetapi, bagaimanapun, itulah seni memelihara burung dan ini sudah menjadi risiko dari kita sebagai penghobi burung. Jadi, untuk dapat “mencetak” burung berkualitas, diperlukan berbagai usaha yang tidak ringan. Jika berhasil, tingkat kepuasannya akan melebihi orang-orang berduit yang begitu mudah melakukan take-over terhadap burung jawara.

Tidak sedikit sobat kicaumania yang bertanya, bagaimana cara membuat burung bakalan yang dibeli bisa menjadi rajin berbunyi? Perlu diingat, sebelum berharap burung nantinya rajin bunyi, ada beberapa kondisi awal (prakondisi) yang harus dilalu, antara lain :

Burung tersebut sudah beradaptasi dengan sangkar dan lingkungan. Ini merupakan langkah menuju burung jinak. Nah, bagaimana cara menjinakkan burung, buka kembali arsipnya di sini. Ada juga cara menjinakkan burung ala David de Souza.
Burung berjenis kelamin jantan, kecuali untuk beberapa spesies di mana betina juga memiliki kemampuan berkicau seperti burung jantan. Misalnya cendet, di mana burung betina justru sering menjuara lomba. Tidak percaya? Cek artikelnya di sini.
Burung yang dibeli termasuk tipe burung yang memiliki kicauan kencang. Ini terutama berlaku untuk burung yang jarang / tidak pernah dilombakan.
Jangan sampai Anda membeli burung, tetapi berminggu-minggu menunggu, ternyata burung tidak berbunyi. Padahal Anda tidak sadar, bahwa yang dibeli memang burung dengan karakter suara tidak bisa kencang. Contoh, paok pancawarna dan burung bubut.
Banyak kicaumania pemula membeli burung ini karena warnanya bagus, kemudian mengira suaranya kencang dan bisa bervariasi. Karena itu, sebelum membeli, tanyakan dulu kepada pedagang atau rekan Anda, apakah burung A atau B yang mau dibeli memiliki suara yang bagus dan kencang.
Kenali pakan utamanya. Hal ini perlu diketahui sebelum membeli burung. Ketika burung sudah dibeli, dan Anda baru mencari info soal makanannya, bisa-bisa burung malah tak berkesempatan makan alias sudah mati terlebih dulu. Dengan mengetahui pakan utamanya, maka perawatan berikutnya pun menjadi lebih mudah.
Jika sudah mengetahui beberapa prakondisi tersebut di atas, dan burung sudah berada di tangan Anda, maka tahap berikutnya adalah perawatan harian. Jika burung belum mengenal voer, maka harus dilatih dahulu untuk makan voer. Bagaimana melatih burung makan voer, monggo dibuka lagi rahasianya di sini.

Saatnya membuat burung rajin berbunyi

Setelah semua tahapan di atas dilakukan, kini saatnya melakukan perawatan agar burung rajin berbunyi. Kalau Anda memelihara jenis burung tertentu, dan tahu apa pakan utama burung tersebut di habitat aslinya, maka itulah kunci dalam perawatan harian agar mereka mau berkicau dengan rajin. Sebab apa yang dimakan berkaitan erat dengan metabolisme burung.

Kalau metabolisme berjalan normal, maka kadar hormon testosteron di dalam tubuhnya akan naik seiring dengan pertambahan umur. Jika metabolisme terganggu, atau beberapa nutrisi tertentu tak tercukupi, maka burung yang berusia lebih tua sangat mungkin memiliki kadar testosteron yang jauh di bawah burung yang usianya lebih muda. Akibatnya, burung tetap malas bunyi.

Pakan utama untuk spesies burung terkadang berbeda dari spesies burung lain. Ada yang pakan utamanya berupa buah, tetapi ada juga yang pakan utamanya berupa serangga. Sebagian besar burung pemakan buah umumnya juga menyantap serangga sebagai selingan atau pakan tambahan (extra fooding). Sedangkan burung pemakan serangga ada yang sesekali makan buah, tetapi ada juga yang tidak mau.

Apapun tipe burung dari segi pakan utamanya, kandungan gizi buah dan serangga sudah memiliki standar masing-masing. Di alam liar, burung memiliki insting untuk memenuhi semua kebutuhan gizinya, te